Halaman

Senin, 26 Januari 2009

Pembuktian Al Quran Harus Hati-Hati

Ya, seperti yang anda tahu, banyak bukti-bukti Al Qur'an dibeberkan agar kita benar-benar mengimani Al Qur'an. Namun, apa jadinya jika bukti tersebut "dipaksa" agar benar-benar menunjukkan kebesaran Allah dalam Al Qur'an? Tentunya hal itu tidak boleh. Selain akan terjadi pembodohan berkelanjutan, pada hakikatnya ilmu itu tidak boleh ditutup-tutupi. Ilmu harus disampaikan secara benar sesuai dengan bukti ilmiah. Mengenai pembenaran terhadap Al Qur'an melalui bukti ilmiah, itu dirasa kurang perlu jika pembuktian tersebut kurang mumpuni. Al Qur'an adalah kitab suci yang sempurna. Tidak ada kecacatan sedikitpun karena Al Furqon ini berasal dari kalam Allah langsung melalui perantara malaikat Jibril. Kita wajib mengimaninya sebagai muslim tanpa sedikitpun merasa ragu akan kebenarannya. Kebenaran-kebenaran ilmiah tak harusnya dipaksakan untuk menunjukkan kebenaran Al Qur'an. Sebagai contoh Allah menyuruh kita agar berlaku jujur agar kita beruntung, kita tidak perlu melakukan kajian ilmiah tentang kejujuran sehingga kejujuran itu benar-benar akan membawa pada keberuntungan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menafsirkan isi Al Qur'an. Al Qur'an memiliki bahasa yang indah dan butuh ilmu untuk benar-benar menafsirkannya secara halus. Terkadang Al Qur'an berisikan makna tersirat yang tidak dapat serta-merta diartikan.

Di bawah ini adalah contoh pembuktian Al Qur'an yang sedikit keliru karena mungkin sedikitnya ilmu yang kita peroleh sebelum benar-benar mencocokkannya dengan ayat suci Al Qur'an. Dalam Al Qur'an disebutkan tentang asal muasal terjadinya alam semesta ini yang dirujuk dari Q.S Ar Rahman 37 yang Insya Allah artinya sebagai berikut:
"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak..."

Ayat tersebut pernah ditafsirkan secara sederhana dan dibuktikan oleh fakta dari foto-foto hasil tangkapan teleskop Hubble yang menunjukkan terjadinya alam semesta ini dimulai dari suatu ledakkan bintang bermuatan berat dan hasilnya adalah merah mawar. Warna merah mawar ini sebenarnya sebuah nebula yang sebenarnya tidak memiliki warna yang jelas seperti gambar-gambar di ini. Warna sebenarnya adalah hasil dari pewarnaan yang ditujukan untuk mengamati pendaraan gas komposisi penyusun nebula. Bahkan beberapa astronomer menyebutkan bahwa sebenarnya nebula ini berwarna hijau seperti mata kucing sehingga sering disebut "Cat's Eye Nebula".

Ini gambar yang sama dengan skema warna yang lain. Warna ini lebih mendekati warna kalau dilihat dengan mata atau warna aslinya (referensi 1, 2). Astronomer memberi nama benda angkasa ini Cat's Eye Nebula (Nebula Mata Kucing), karena memang warnanya yang hijau dan bentuknya yang bulat seperti mata kucing. Kalau begini, menurut anda sekarang berwarna merah atau hijau?






Gambar nebula Mata Kucing dalam skema warna lain. Dalam hal ini lebih biru untuk menunjukkan pendaran atom oksigen.










Astronomer biasanya "mewarnai" hasil "tangkapan" mereka dengan warna-warna yang bermakna khusus untuk menganalisakomposisi atau struktur dari benda angkasa. Misalnya, pada gambar ini, biru adalah warna untuk pendaran atom Oksigen. Bagaimana jadinya kalau saya warnai dengan warna kuning untuk melihat pendaraan gas x?

Jadi, jelaslah bahwa warna sebenarnya dari gambar nebula yang dijadikan sebagai bukti dari ayat 37 surat Ar-Rahman tersebut tidaklah cukup. Allah Maha Perkasa, tidak sulit membuat semua ini tanpa bantuan siapapun. Cukuplah bukti ilmiah ini menjadi tanda kebesaran Allah yang Maha Menciptakan Sesuatu. Jika Dia menghendaki sesuatu terjadi maka terjadilah. Kita tidak perlu menafsirkan secara sempit bukti ilmiah ini dan harus dipaksakan sesuai dengan ayat

Al Qur'an. Allah Maha Berilmu, ilmu yang diberikan kepada kita bagaikan setetes air di tengah samudera yang luas.Allah tidak hanya menyuruh kita untuk mengimani Al QUr'an, tetapi ilmu yang benar-benar harus diungkap Allah juga sangat menganjurkan. Wallahu alam bissawwab...

Catatan: Teleskop Hubble adalah teleskop yang dapat mengambil gambar proses reaksi dari unsur-unsur yang berlangsung di luar angkasa dan dapat menjadi sandaran akan prototype pembentukkan alam semesta.

Diambil dari berbagai sumber.

2 komentar:

  1. katanya dosenku to yar, itu wrna merah hanya untuk membedakan gas yang ada di nebulanya. Mau dikasih warna merah, kuning, ijo, dsb bisa. Jadi, bukan aslinya warna merah.

    BalasHapus
  2. Thx lam ,sajane meh ono lanjutane,tapi males nginggriskene,hehe...Kira2 gini intine:
    Zaman sekarang Qur'an banyak dikait-kaitkan dengan bukti ilmiah,sehingga itu menyebabkan suatu pemaksaan yang berujung pada pembodohan umat..,Al Qur'an tak perlu bukti ilmiah lagi,pasti benar adanya..,sebagai contoh mengapa orang harus saling menolong,tidak perlu ada kajian2 ilmiah mengenainya.Kira2 gitu.
    Insya Allah,kalo g males nginggriske dak sambung.(Pas awal2, pengine ditampa Adsense,sing syarate kudu Bhs,Inggris,hehehe...)

    BalasHapus

Kirim Komentar Anda
(Send Your Comment)