Halaman

Minggu, 17 November 2013

Berbisnis IT (1)

Sekilas Berbisnis - Berwiraswasta
Menulis artikel tentang bisnis IT kali ini, setidaknya sedikit banyak menunjukkan seberapa jauh pengetahuan dan pengalaman saya di bidang ini. Yang saya bagikan di tulisan ini adalah secuil pengetahuan yang mungkin tidak sebanyak apa yang sahabat pembaca dapatkan. Well, saya mencoba mengulas sedikit yang berkenaan dengan bisnis IT.

Okay, why bisnis IT? Tak ada bisnis lain kah yang lebih mudah, murah dan menjanjikan? Kalau di jawab , pastinya ada dan banyak! Ya, mungkin Anda bisa melihat banyak pengusaha-pengusaha nasional yang sukses berkat penjualan produk, kuliner, fashion, properti, transportasi dan lainnya. Ya, paling tidak mereka sudah dikenal oleh banyak orang. Sedangkan saya? Hehehe. Berani-beraninya menulis begini, dengan pengalaman yang masih sejumput jerami.

Mengapa bisnis IT? Karena saya lulusan jurusan IT! Hahaha. Bukan, bukan itu semata. Saya akan memberikan selayang alasan mengapa bisnis ini juga tidak boleh dipandang sebelah mata oleh para ahlinya. Sebelum bergerak ke IT, saya ingin membahas dulu, mengapa sih kita harus berbisnis? Ya, pertanyaan itu sering saya dengar atau terlontar oleh orang-orang di era serba resesi seperti sekarang. Jawabannya simple, untuk mendapatkan UANG! Hahaha. Lah, mungkin sedikit materialistis ya. Namun, bagaimana lagi, hidup di suatu sistem yang dinamakan kapitalis seperti ini, Anda akan "tenggelam" di dasar kesengsaraan kalau tidak punya cukup uang. Wah, malah makin menjauh dari topik (nanti saya juga posting pengetahuan saya tentang kapitalisme). Kita kembali lagi. Iya, pasti tujuan utama berbisnis adalah mendapatkan penghasilan, dari penghasilan itu terserah mau kita apakan selanjutnya.
Namun, tahukah Anda, dengan menjadi pebisnis (atau saya kongruenkan dengan istilah pengusaha), Anda tidak hanya menghasilkan uang, tetapi creating new value. Apa yang dimaksud dengan creating new value? Menurut saya, Anda lahir di dunia ini hanya akan menempuh dua jalur kehidupan yaitu "replacing old variable" DAN ATAU "creating new value". Apa itu replacing old variable? Jika Anda memilih jalur ini, saya mengibaratkan Anda hanyalah penerus, pengikut, pengekor dan pengganti mereka-mereka yang sudah tua. Kehadiran Anda di dunia ini tak lebih untuk mengganti peran mereka yang sudah pensiun, tua dan tidak produktif lagi. Artinya apa? Anda tidak mampu untuk memberi yang lebih kepada negara Anda, kota Anda, lingkungan Anda, keluarga Anda dan lebih kejam lagi kepada Anda sendiri. 

Contoh simpelnya? Ketika Anda diterima di suatu perusahaan dan bekerja dengan datar-datar saja tanpa memberikan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih dan hanya menikmati pergi pagi dan pulang malamnya, menurut saya Anda sudah termasuk kategori ini. Anda hanya menginginkan saldo rekening Anda merangkak naik tiap awal bulannya tanpa berpikir apakah Anda sudah berkontribusi maksimal untuk perusahaan yang membayar Anda. Apakah salah bertindak seperti ini? TIDAK! SAMA SEKALI TIDAK! Bahkan, sebelum saya memutuskan untuk terjun ke rimba bisnis sepenuhnya, saya termasuk orang yang seperti ini di perusahaan. (Maaf bagi perusahaan-perusahaan yang telah saya perlakukan seperti ini, hehehe). Iya, sama sekali tidak salah. Namun, yang perlu Anda cermati adalah, Anda tidak bisa menjadi manusia yang benar-benar optimal. Anda bukan termasuk orang yang bersyukur! Menurut saya, orang bersyukur bukan berarti hanya menerima apa adanya, tetapi sebagai bentuk terima kasih, kita harus mengoptimalkan segala sumber daya yang melekat di diri kita; wawasan, pengetahuan, keterampilan, kebijaksanaan, perilaku baik dan sebagainya untuk meraih hasil yang benar-benar maksimal dan yang kita impikan. 

Demikian, apa yang dimaksud dengan "replacing old variable". Celakanya lagi kalau kita menempuh jalur ini, dan orang yang kita replaced adalah orang (variable) yang memiliki sedikit value (nilai) atau bahkan tidak bernilai sama sekali. Naudzubillah. Ini yang sering kita dengar sebagai sampah masyarakat. Sampah sesungguhnya saja bisa didaur ulang, nah kalau sampah yang ini? Yang ada cuma bikin emosi, nambah-nambahin beban dan mengurangi stok beras nasional saja. :D

Lanjut ke "creating new value", jika Anda "ditakdirkan" untuk menempuh jalur hidup ini, Anda merasa hidup tak sekedar "menikmati indahnya dunia", tetapi lebih bagaimana menciptakan sesuatu di dunia ini yang memungkinkan orang selain Anda bisa mengambil manfaat darinya. Terlalu rumit ya, penjelasan harfiahnya? Hehehe. Okay, mungkin dengan contoh berikut Anda akan mengetahui apa yang saya maksudkan. Langsung saja, ketika Anda menjadi seorang karyawan di perusahaan, maka Anda seharusnya berkontribusi lebih dengan memberikan ide-ide, gagasan, segala sesuatu yang akan memberikan nilai tambah bagi Anda sendiri dan perusahaan tempat Anda bekerja. Nah, dengan demikian, Anda seolah-olah tidak sia-sia dilahirkan di dunia ini. Anda seperti memiliki peran yang lebih daripada manusia sebelumnya yang Anda gantikan posisinya. Bahkan, Anda akan merasakan hidup Anda seperti lebih hidup dan bermakna, bukan hanya seonggok daging yang cuma bisa bicara dan berjalan.

"Wah, kan saya udah bekerja capek-capek, masa harus kontribusi lebih lagi? Lagian, perusahaan kan yang dapat profit, gaji kemungkinan kecil saja bakal naik. Promosi kayanya masih lama juga". Makanya jadi pebisnis, jadi pengusaha, keluar dan dirikan perusahaan sendiri! Hehehe...

Tidak, tidak. Saya tidak bermaksud sefrontal itu, tetapi jika Anda memang memiliki passion dalam menciptakan sesuatu yang baru, kreatif dan inovatif, sudah saatnya Anda mengatakan kepada diri Anda, "Akankah saya terus-terusan di posisi yang tidak membuat saya tidak bebas untuk berkreasi dan menembus batas-batas selama ini?" Batas-batas yang membuat Anda seperti tidak menikmati hidup Anda; waktu, kesehatan, kesenangan, peluang, gairah dan kebebasan finansial. Namun, jika memang Anda sudah nyaman dengan posisi demikian, maka lakukan yang terbaik dan jangan sampai ada yang menganggap Anda adalah manusia tidak diperlukan di dunia ini. Kehadiran dan ketidakhadiran Anda tidak akan memberi pengaruh signifikan. Jangan sampai!

Sudah cukup main-mainnya dengan dua istilah di atas, saya akan langsung ke bisnis, yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi, jika Anda memilih untuk menjadi pebisnis, wiraswasta, pengusaha Anda akan masuk dalam lingkaran "creating new value". Namun, inipun juga ada catatan. Contohnya, jika Anda pengusaha karena warisan orang tua atau siapalah, kemudian Anda tidak memberikan nilai tambah pada bisnis Anda, sudah pasti Anda termasuk golongan pertama, "replacing old variable".

Nah, selanjutnya saya akan fokus ke bisnis IT sesuai dengan judul dan topik utama. Tunggu entri berikutnya... :)

1 komentar:

  1. Jadilah enterpreneur. Kalau belum bisa, jadilah intrapreneur.. :D

    BalasHapus

Kirim Komentar Anda
(Send Your Comment)