Halaman

Jumat, 25 Februari 2011

Dan Kampus Indah itu Bernama...

Sebuah pemikiran yang sangat wajar jika seorang berpendidikan sangat antusias untuk meningkatkan gengsi dengan mengejar pendidikan di kampus atau perguruan tinggi yang terbaik, di kotanya ataupun di negaranya. Satu hal yang sangat mempengaruhi hal tersebut adalah keinginan dan cita-cita yang digantungkan dirasa akan terpengaruh banyak oleh kualitas perguruan tinggi. Jika ingin sukses, maka masuklah ke perguruan tinggi yang baik, berkualitas dan menunjukkan reputasinya di dunia industri. Atau masuklah perguruan tinggi yang disokong oleh kekautan perusahaan-perusahaan besar di negara ini, dengan harapan relasi dengan industri yang banyak dan kuat.
Selain memilih perguruan tinggi, calon mahasiswa juga dihadapkan dengan pemilihan fakultas, jurusan, sampai program studi. Dari fakultas yang sangat bergengsi seperti manajemen dan kedokteran sampai fakultas yang jarang terdengar, semuanya menjadi pilihan seorang calon mahasiswa, sesuai minat, bakat dan cita-citanya.
Namun tak sedikit pula merasa tersesat pada jalan yang salah, dan jauh dari keinginan. Ada dua kemungkinan, karena kurang informasi atau memang sudah tahu dan pasrah menerima jalan yang "menyesatkan" tersebut. Jadi, tak heran jika, sebelum lulus, siswa sekolah menengah dibekali dengan informasi tentang memilih jurusan keilmuan yang dapat mengatasi hal yang sudah diungkapkan sebelumnya. Setelah mereka masuk ke perguruan tinggi dan jurusan yang mereka cita-citakan, itu adalah sebuah kebahagiaan di awal untuk selanjutnya dijalani demi menuju cita-cita. Bagi yang tidak masuk ke perguruan tinggi dan jurusan yang merka inginkan, harus menerima pasrah dengan nasibnya dan berusaha mengejar yang terbaik pula. Itu sudah menjadi bagian dari hukum alam, yakni hukum substitusi. Anda tidak bisa sekadar berhenti melakukan sesuatu. Keinginan kuat atau ketetapan hati sebesar apapun tidak akan tahan dengan kekosongan atau kevakuman yang terjadi terus- menerus. Untuk menghentikan suatu kebiasaan atau sikap, Anda mesti mencari penggantinya. Demikian ujar hukum itu.

Heuft..Lalu, apa yang menjadi pembeda, mereka-mereka yang berhasil masuk ke gerbang "jalan benar" dan mereka yang masuk ke gerbang "jalan salah". Apakah para pejalan di "jalan benar" akan lebih sukses daripada pejalan di "jalan salah"? Apakah para pejalan yang menikmati jalan berkualitas tinggi akan menjadi lebih bahagia dan kaya daripada pejalan di jalan rusak dan atau buntu? 

Ups, tunggu sebentar. Apa yang dimaksud sukses itu? Apakah sukses itu selalu identik dengan uang dan kekayaan? Zaman sekarang, di negeri ini banyak motivator-motivator yang mengajarkan kiat untuk sukses, kiat untuk kaya, kiat untuk menjadi milioner. Tidak salah memang mereka mengajarkan hal tersebut, karena mencari kekayaan bukan haram hukumnya, malah dianjurkan, iya kan? Tidak salah juga, karena motivasi terbaik manusia di dunia ini adalah uang, without money life is nothing, benar juga kan?

Kembali ke topik kita, tentang hubungan kualitas pendidikan anda dengan masa depan anda. Masa depan menjadi perhatian serius dari seorang yang sudah mau memikirkan mau jadi apa kelak dia. Namun, paradigma dan pemikiran yang dapat digeneralisir dari produk perguruan tinggi sekarang adalah, kerja di manakah nanti, berapakah gaji dan banggakah nanti? Atau yang ingin melanjutkan studi, pemikiran yang tidak sering muncul adalah bagaimanakah aplikasi ilmu saya nanti?

Nah dari pemikiran-pemikiran yang saya generalisir seperti itu sudah dapat sedikit disimpulkan secara kasar, bahwa perguruan tinggi dengan aneka macam bentuk kampusnya, tak ubahnya akan mencetak para cendekiawan yang siap berkontribusi untuk bangsa dan negara ini, apapun itu bentuk dan caranya. Sehingga akan muncul aneka ragam produk-produk yang dengan idealisme masing-masing akan mencoba meraih apa yang dinamakan kesuksesan dan maknanya pun relatif sesuai dengan "kebutuhan" masing-masing. Ada yang sudah mengatakan sukses jika sudah diterima di perusahaan X, ada yang sudah mengatakan sukses jika sudah mendapatkan salary Y rupiah, dan ada pula yang mengatakan sukses jika sudah bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Relatif dan bermacam-macam penafsiran terlihat di sana, dan kita tidak bisa menjustifikasi salah satunya benar dan yang lain salah.

Lantas, jika kembali ke judul, kampus mana atau perguruan tinggi mana yang paling "indah"? Jawaban yang mungkin bisa saya langsung sertakan adalah, "Your brain and your heart". Mungkin Anda menanggapi jawaban itu sebagai jawaban yang kurang diplomatis, terlalu puitis, tidak realistis dan mengada-ada. Ya silakan jika ada yang menanggapi seperti itu. Namun, di sini saya akan mencoba mengulas, bagaimana saya bisa memberikan jawaban seperti itu.

Brain
Sebuah organ vital yang keberadaannya patut disyukuri sedalam-dalamnya. Tanpanya, Anda tidak akan mengerti apa yang ada dihadapan Anda sekarang. Tanpanya Anda pun mungkin tidak hadir di dunia ini. Ya, organ kumpulan jutaan serat-serat yang saling terkoneksi dan dilewati impuls dan sinyal-sinyal dengan kecepatan super cepat, menyimpan memori dengan kapasitas yang luar biasa besar, mengatur lalu lintas sinyal yang bersifat sensorik ataupun motorik dengan pengendalian yang luar biasa akurat dan kesemuanya itu menjadikan organ ini adalah sebagai organ yang paling berpengaruh di dunia.

Terkait dengan dunia pendidikan, organ inilah yang sering dikait-kaitkan dan tidak jarang menyebut organ ini untuk menunjuk atribut seseorang.
Bersambung

2 komentar:

  1. My blog address has been changed to : salfarisi.wordpress.com
    feel free to visit.
    thanks..

    BalasHapus

Kirim Komentar Anda
(Send Your Comment)